Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi

Dua Telinga, Satu Mulut: Pedoman Pemulihan Diri

19 Mei 2024   00:00 Diperbarui: 19 Mei 2024   00:12 107 1
Dua Telinga, Satu Mulut: Pedoman Pemulihan Diri

Di balik dua telinga yang terpasang di kepala,
Terbentang lautan informasi, tak henti-hentinya.
Bisikan, cibiran, pujian, dan cercaan,
Semua beradu, mencari celah pendengaran.

Satu mulut yang dianugerahkan,
Bertugas untuk berkata, bukan selalu membantah.
Gunakan dengan bijak, tutur kata yang santun,
Sampaikan dengan tenang, tanpa amarah yang membakar.

Fokuslah pada apa yang dapat diubah,
Pada diri sendiri, pada apa yang dapat diraih.
Omongan orang, pikiran mereka, biarkan berlalu,
Tak perlu dirisaukan, tak perlu dibalas dengan pilu.

Jika telinga mendengar hal yang tidak sedap,
Tutup rapat-rapat, jangan biarkan hati tersayat.
Lindungi diri dari racun kata-kata,
Jaga nilai dan martabat, jauhi pertengkaran yang sia-sia.

Harga diri tak perlu diukur oleh komentar,
Tetaplah teguh, melangkah dengan penuh amarah.
Tunjukkan pada dunia, siapa dirimu yang sebenarnya,
Bahwa kamu berharga, jauh dari hinaan yang tak bermakna.

Ingatlah selalu, dua telinga dan satu mulut,
Memiliki peran penting dalam hidup yang penuh pasang surut.
Gunakan dengan bijak, dengarkan dengan lapang dada,
Berbicaralah dengan santun, tunjukkan jati diri yang tak tercela.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun