Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi

Kemiskinan Permanen

14 Mei 2024   14:43 Diperbarui: 14 Mei 2024   15:45 69 1
Kemiskinan Permanen

Kemiskinan permanen si miskin menjerit,
Apakah ini tanda-tanda akhir zaman?
Perang di mana-mana, merenggut kedamaian,
Dunia bergejolak dalam pelukan nestapa.

Jeritan perih menggema di sudut kota,
Tangis anak kecil yang kehilangan mimpi,
Di setiap sudut, lapar mengintai,
Kemakmuran menjauh, entah kapan kembali.

Apakah ini takdir yang tak bisa diubah?
Roda nasib yang terhenti di titik kelam?
Haruskah asa pudar di bawah bayang-bayang,
Saat perang berkecamuk, merusak harapan?

Dalam setiap ledakan, dalam setiap tembakan,
Tumbuh ketakutan di dalam dada,
Namun di balik duka, tersimpan harapan,
Bahwa masih ada sinar di balik awan kelam.

Kita berharap pada pagi yang baru,
Dimana perang mereda, kedamaian kembali,
Dimana si miskin tak lagi menjerit,
Dan kemakmuran mengalir bagi setiap insan.

Semoga ini bukan akhir dari segalanya,
Melainkan awal dari perubahan yang nyata,
Dimana keadilan merangkul semua,
Dan dunia kembali damai, tanpa nestapa.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun