Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi

Pengemis Senja: Menanti Berkah di Keramaian Kota

26 Maret 2024   19:19 Diperbarui: 26 Maret 2024   19:23 114 0
Pengemis Senja: Menanti Berkah di Keramaian Kota

Pengemis Senja, menanti di tepi keramaian kota,
Mengharap berkah di antara sorot lampu yang gemerlapan.
Puisi berbuka puasa, pengemis tua melangkah terhuyung-huyung,
Menuju senja cahaya takjil, sambil bergeming pada tongkat penyangganya.

Di antara keramaian yang ramah, dia mencari keberkahan,
Di antara suara gemuruh dan riuh yang mengalun.
Langkahnya tersendat-sendat, tapi hatinya tetap tegar,
Menghadapi kesulitan dengan penuh kesabaran dan keyakinan.
Langit senja menyapa dengan jingga,
Menebar pesona di sudut kota.
Di tengah keramaian yang riang gembira,
Seorang pengemis tua melangkah terseok-seok.

Tongkat setia menemani langkahnya,
Menopang tubuh renta yang kian rapuh.
Wajahnya dihiasi keriput dan debu,
Menceritakan kisah hidup yang tak mudah.

Matanya redup, namun penuh harap,
Menanti berkah di bulan Ramadan yang penuh rahmat.
Dia menyusuri jalan, menengadahkan tangan,
Memohon belas kasihan dari orang-orang yang beriman.

Di keramaian kota yang ramah,
Dia tak luput dari perhatian.
Beberapa tangan dermawan terulur,
Memberikan sedekah dan senyuman yang tulus.

Meskipun tak banyak yang dia dapatkan,
Senyum bahagia terukir di bibirnya.
Kehangatan Ramadan terasa di hatinya,
Memberikan secercah harapan di tengah keterbatasannya.

Pengemis tua di senja hari,
Sebuah potret kehidupan yang menyentuh hati.
Dia adalah pengingat bagi kita,
Untuk selalu bersyukur dan berbagi.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun