Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi

Filosofi Rumah

10 Maret 2024   15:15 Diperbarui: 10 Maret 2024   15:20 956 2
Filosofi Rumah

Bukan sekadar tembok dan atap,
Rumah adalah tempat berlindung.
Dari badai dunia yang menerjang,
Menemukan kedamaian yang menenangkan.

Lebih dari sekadar bata dan kayu,
Rumah adalah tempat bernaung.
Bagi jiwa yang lelah dan letih,
Menemukan ketenangan yang tak terganti.

Bukan hanya tentang ruang dan lorong,
Rumah adalah tempat berkumpul.
Bagi keluarga yang saling menyayangi,
Menjalin kasih dan kebersamaan yang abadi.

Lebih dari sekadar pintu dan jendela,
Rumah adalah tempat berbagi.
Cerita, tawa, dan air mata,
Menjalin ikatan yang tak terpisahkan.

Bukan hanya tentang harta dan benda,
Rumah adalah tempat terindah.
Di mana hati merasa damai dan tenteram,
Menemukan makna kehidupan yang sesungguhnya.
Di balik dinding-dinding yang tua,
Terpahat cerita-cerita masa lalu.
Rumah tua, saksi bisu perjalanan waktu,
Menyimpan kenangan yang tak terlupakan.

Dalam ruang yang sepi, terdengar gemerisik angin,
Seperti bisikan para leluhur yang menyampaikan hikmah.
Di setiap sudutnya, tersimpan kebijaksanaan,
Seolah-olah rumah itu sendiri adalah guru yang bijak.

Pintu dan jendela yang rapuh,
Menyambut sinar matahari dan embun pagi dengan setia.
Seiring waktu berlalu, rumah itu tetap kokoh berdiri,
Sebagai lambang keteguhan dan keabadian.

Dalam ruang gelap, ada kilatan cahaya harapan,
Sebagai pengingat bahwa di balik kesulitan ada kekuatan.
Rumah tua, simbol kesetiaan dan ketenangan,
Tempat kita kembali saat hati resah dan lelah.

Oh, rumah tua, betapa berharganya engkau bagi kami,
Sebagai tempat berteduh di tengah badai kehidupan.
Dengan filosofimu yang dalam dan bijak,
Engkau mengajarkan arti sejati dari kehidupan dan cinta.
Lebih dari sekadar tempat tinggal,
Rumah adalah simbol cinta dan kasih sayang.
Tempat di mana kita selalu diterima,
Dan selalu dirindukan untuk kembali.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun