Kita ini debu, pada akhirnya kembali ke debu,
Hanya sesal, maaf, dan pengampunan, dari nyalah kita.
Pertobatan yang mendalam, terjadi di masa Pra-Paskah,
Di dalam kerendahan, kita temukan kebesaran Tuhan.
Hanya debu, rapuh dan lemah di tangan-Nya,
Namun dalam pengakuan akan dosa, kita ditempa kembali.
Membuka hati yang terkunci, menemukan cahaya yang mengilhami,
Di bawah bayang-bayang penyesalan, kita menemukan belas kasihan-Nya.
Biarlah kita menjadi debu yang bersyukur,
Kembali kepada Sang Pencipta dengan hati yang tulus.
Di dalam asap pertobatan, terbitlah sinar harapan yang baru,
Kita hanyalah debu, tetapi dalam debu, kita temukan cinta yang kekal.