Ketika kudinginkan dengan urapan kasih
Dalam balutan belaskasih-Mu
Tubuhmu menjadi panas
Kenapa?
Apakah karena kau tidak percaya
Bahwa aku mencintaimu?
Ataukah karena kau masih menyimpan
Dendam dan permusuhan di hati?
Jika begitu, aku ingin kau
Bangkit dari ketakutan
Lari dari jiwamu yang pengecut
Tinggalkan mentalmu yang pecundang
Hanya kejujuran dan kebaikanmu
Yang dapat kau andalkan
Karena dialah andalan dan teladan
Hidupmu selanjutnya hingga tutup usia
Ingatlah bahwa kau
Jembatan penghubung
Ke Suga yang mulia
Balutan Belaskasih
Kenapa tubuhku terasa meleleh,
Saat kudinginkan dengan urapan kasih?
Dalam belaskasihMu, benih kasih tertanam,
Bukan dendam dan permusuhan yang tumbuh.
Bangkitlah ragaku dari ketakutan,
Larilah jiwa, tinggalkan mental yang pecundang.
Pengecut dan pengecut, jauhkanlah diri,
Hanya kejujuran dan kebaikanMu yang terandalkan.
Andalan hidupku, teladan yang mulia,
Kau jembatan penghubung ke Suga yang agung.
Tinggalkanlah jejak kasih dan kedamaian,
Seiring langkah hidup, hingga tutup usia.
Ingatlah, bahwa kasih adalah bekal abadi,
Dalam setiap detik, dalam setiap langkah.
Jadilah cahaya bagi yang gelap,
Dan sumber kekuatan bagi yang lemah.
Biarkanlah belaskasihMu menyelimuti,
Seperti selimut hangat di malam dingin.
Biarlah benih kasih tumbuh subur,
Mekar indah dalam batin yang tulus dan ikhlas.
Makna Puisi
Puisi ini bercerita tentang seseorang yang mencoba untuk mendinginkan tubuh seseorang yang lain dengan urapan kasih. Namun, justru tubuh orang tersebut menjadi panas. Hal ini bisa diartikan bahwa orang tersebut masih menyimpan dendam dan permusuhan di hatinya.
Penulis puisi kemudian mengajak orang tersebut untuk bangkit dari ketakutan dan meninggalkan mentalnya yang pecundang. Hanya kejujuran dan kebaikan yang dapat diandalkan untuk menjalani hidup.
Puisi ini juga mengingatkan orang tersebut bahwa dia adalah jembatan penghubung ke Suga yang mulia. Suga adalah sosok yang dihormati dan dikagumi oleh penulis puisi.
Interpretasi Personal
Menurut saya, puisi ini bisa diinterpretasikan sebagai pesan untuk kita semua. Kita harus belajar untuk memaafkan dan melepaskan dendam. Kita juga harus belajar untuk menjadi jujur dan baik hati. Hanya dengan demikian, kita dapat menjalani hidup dengan bahagia dan damai.
Puisi ini juga mengingatkan kita untuk selalu berusaha menjadi pribadi yang lebih baik. Kita harus menjadi jembatan penghubung antara kebaikan dan keindahan.