Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi Pilihan

Manusia Berisik

11 Januari 2024   20:00 Diperbarui: 11 Januari 2024   20:04 313 4
Manusia Berisik

Manusia berisik,
Pandai, pintar, bijaksana,
Namun sering lupa diri,
Menjadikan dunia kacau balau.

Berisik dengan ucapan,
Berisik dengan tindakan,
Berisik dengan pikiran,
Membuat dunia menjadi penuh kebisingan.

Pandai bicara,
Pintarmembaca,
Bijaksana dalam berfikir,
Namun sering lupa untuk bersikap arif.

Berbicara tanpa berpikir,
Membaca tanpa memahami,
Berfikir tanpa pertimbangan,
Membuat dunia menjadi penuh kegaduhan.

Manusia berisik,
Perlu introspeksi diri,
Berhenti sejenak dari kebisingan,
Lihatlah dunia dengan mata hati.
Manusia berisik,
Perlu belajar untuk diam,
Diam untuk mendengar,
Diam untuk merenung,
Diam untuk memahami.

Manusia berisik,
Perlu belajar untuk rendah hati,
Rendah hati untuk menerima,
Rendah hati untuk belajar,
Rendah hati untuk berubah.

Jika manusia berisik,
Berhenti sejenak dari kebisingan,
Lihatlah dunia dengan mata hati,
Belajar untuk diam,
Belajar untuk rendah hati,
Maka dunia akan menjadi lebih baik.
Dalam keramaian kota yang tak henti,
Manusia berisik, hiruk pikuk tak terkira.
Namun, dalam diri, sebuah refleksi,
Pandai, pintar, dan bijaksana, jiwa berseri.

Dengarlah, langkah kaki yang berdentum,
Seolah irama kehidupan yang tak terputus.
Tapi, lihatlah dalam diri yang reflektif,
Pandai mengelola hiruk pikuk, hati tenang terpahat.

Pintar, bukan hanya kata di bibir,
Tetapi hikmah di setiap pilihan yang terpilih.
Pintar mengolah kata, membentuk harmoni,
Sejernih air di mata yang penuh ketenangan.

Bijaksana, bukan sekadar bersuara,
Tetapi mendengarkan, meresapi makna.
Bijaksana memilih, di antara riuh rendah,
Dalam hiruk pikuk, jiwa bersinar bijaksana.

Refleksi diri dalam kesibukan dunia,
Seperti matahari tenggelam di balik gedung tinggi.
Namun dalam redupnya langit senja,
Pandai, pintar, bijaksana bersinar di dalam hati.

Manusia berisik, tapi diri ini seperti sungai,
Arusnya tak terhentikan, tapi dalam kedalaman ada kebijaksanaan.
Dalam keramaian, refleksi diri menjelma,
Sebuah pandai yang tahu kapan diam, bijak yang penuh cinta.

Jadi, di tengah hiruk pikuk yang tak berkesudahan,
Mari kita jadi manusia berisik yang tahu makna.
Pandai, pintar, dan bijaksana, jiwa yang mengilhami,
Menyinari dunia dengan cahaya kebijaksanaan sejati.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun