Di lembaran Desember, kala mentari redup,
Kita melangkah bersama, menyusuri jalan berliku.
Terjal tanjakan, penuh rintangan hidup,
Namun senyummu, menjadi pelita di hatiku.
Tangan mungilmu menggenggam erat tanganku,
Langkah kaki kecilmu, mengikuti jejakku.
Kita belajar bersama, tentang arti sebuah perjuangan,
Tentang kasih sayang, yang takkan pernah pudar.
Di tengah kelabu, kita temukan warna-warni,
Keindahan alam, yang membuat jiwa riang.
Setiap tetes hujan, menjadi berkah,
Menyuburkan benih-benih harapan.
Bersamamu, aku belajar arti kesabaran,
Memahami makna kehidupan yang sederhana.
Terima kasih, nak, untuk setiap tawa dan tangis,
Yang membuat hidupku, menjadi lebih berarti.