Pagi bagi ibu adalah hela nafas yang lelah,
keringat yang diam-diam membasahi harapan.
Ingatkah kau saat ia berlari mencari pinjaman,
demi menyambung impian di sekolah yang kau impikan?
Kapan terakhir kau hadirkan senyum di wajahnya,
membawa secercah bahagia di hari-harinya?
Atau ingatkah saat air matanya jatuh,
karena kata dan sikapmu yang menggores luka tak tampak?
Kapan terakhir kau peluk tubuhnya yang renta,
menghangatkan hatinya dengan kasih yang sederhana?
Jika belum mampu memberi bahagia di sisa hidupnya,
jangan kau goreskan duka dengan sikap yang melukai jiwa.
Ingatlah ibu yang berjuang tanpa pamrih,
di setiap pagi yang hening, dalam peluh yang tak terbilang.
Ia tak pernah meminta lebih, hanya secuil kasih dari anaknya,
agar tahu bahwa perjuangannya tak pernah sia-sia.