Di batas fajar yang memudar lembut,
kutunggu bunga matahari merekah,
membelah cakrawala yang masih bisu,
seperti impian yang lama kutunda, tersimpan rapi dalam hati.
Namun, menunggu saat sempurna hanya menggurat asa,
membiarkan peluang pergi tanpa sapa.
Kadang, tak perlu menunggu pagi sempurna tiba,
karena kemekaran sejati muncul di sela ketidaksempurnaan.
Maka, biarlah aku mulai dari sini, dari segala kekurangan,
merangkai langkah yang sederhana namun nyata.
Bukan kesempurnaan yang menjadi tujuan,
melainkan kemajuan yang perlahan mengarah pada cahaya.
Bunga matahari pagi akan merekah,
meski tak sempurna, tetap indah dengan caranya.
Seperti kita yang melangkah di bawah langit yang sama,
berkembang dalam setiap celah waktu yang ada.