Di ujung senja, saat cahaya mulai pudar,
Ku titipkan mawar hitam, simbol rasa yang tak terucap.
Kepada ayah, sosok yang selalu ada,
Dalam setiap langkahku, dalam setiap harapku yang mendalam.
Mawar ini bukan sekadar bunga,
Ia adalah ungkapan cinta yang tak lekang oleh waktu.
Hitamnya melambangkan kesedihan dan kehilangan,
Namun juga kekuatan yang tumbuh dari luka yang dalam.
Saat senja menyelimuti bumi dengan lembut,
Aku ingat semua pengorbananmu tanpa henti.
Setiap detik yang kau berikan untuk keluarga tercinta,
Adalah cahaya dalam gelap, penuntun arah hidupku.
Mawar ini kuletakkan di tempat kenangan kita,
Di mana tawa dan air mata bersatu dalam cerita.
Setiap kelopak mengingatkan akan kasih sayangmu,
Yang mengajarkan arti ketulusan dan keberanian untuk terus maju.
Di balik warna hitam ini tersimpan harapan baru,
Bahwa meski waktu memisahkan kita secara fisik,
Cinta dan ajaranmu akan selalu hidup dalam jiwaku,
Menjadi kekuatan saat dunia terasa berat dan kelabu.
Senja ini kupersembahkan untukmu, ayah tercinta,
Dengan mawar hitam sebagai tanda penghormatan abadi.
Semoga kau mendengar bisikan hatiku dari jauh sana,
Bahwa setiap langkahku adalah wujud cintamu selamanya.