Apa aku harus berjanji pada diri sendiri,
untuk tak lagi menulis tentang cinta,
tentang kegalauan yang mengalirkan luka?
Namun di tiap helai kata, roh puisi sudah tertanam,
di dalamnya ada jejak rasa, tak bisa kuhapuskan.
Keputusasaan pernah patah di jalan,
terbakar menjadi api asa yang menyala,
dan kadang cinta hadir sebagai abu yang memerihkan,
namun juga sebagai nyala yang menghangatkan.
Jika nanti kutuliskan lagi kisah tentang hati,
jika kutumpahkan lagi kisah cinta dan keluh resah,
biarlah janji ini mengiringi langkahku,
tinggal janji lagi, yang kembali kutepati,
untuk tetap berjalan, menyusuri puisi yang tak pernah mati.