Menentang gravitasi,
aku memanjat tebing asa yang curam,
menggenggam harapan dengan jemari gemetar,
berpegangan pada mimpi-mimpi yang terjal.
Setiap langkah adalah taruhannya,
di antara dingin batu yang bisu,
kusongsong bintang masa depan di kejauhan,
berkilauan, memanggil dalam sunyi.
Angin menusuk dari celah bebatuan,
namun tekadku lebih kuat dari rasa takut,
karena di puncak sana,
terbit cahaya yang kucari---
sebuah tujuan yang ingin kuraih.
Dan jika akhirnya sampai ke sana,
kutahu bahwa setiap luka, setiap goresan,
adalah tanda perjuangan yang menantang,
mengangkatku melampaui gravitasi diri,
menuju puncak mimpi yang menunggu abadi.