Langkah terhenti, di ujung jalan sunyi,
Harapan sirna, mimpi jadi debu.
Jauh telah melangkah, namun harus mundur,
Meski hati merintih, pilu.
Doa yang terpendam, kini terkubur dalam,
Harus dibunuh, meski sulit menahan.
Ketulusan yang tertanam, layu dan pudar,
Dalam sunyi malam, hati terbelah.
Seperti debu yang tertiup angin,
Kenangan memudar, perlahan menghilang.
Jejak yang tertinggal, kini samar,
Hanya tinggal luka, yang terus menganga.
Meski pahit, harus ku terima,
Bahwa hidup tak selalu sesuai rencana.
Ada saatnya, kita harus rela,
Melepaskan yang kita cinta.