Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi

Simfoni Kekeringan (2)

27 Oktober 2024   15:08 Diperbarui: 27 Oktober 2024   15:14 30 1
Simfoni Kekeringan

Tonggeret meraung di senyap kering,
Dengan suara parau, meminta pada langit,
Semut kecil berbaris, mengemis hujan,
Agar air melimpah, membasahi tanah tandus ini.

Dulu, sungai-sungai riang mengalir deras,
Menyanyi bersama hutan hijau yang rimbun,
Namun kini, pasir menggantikan aliran,
Udara panas mengelus bumi yang nyaris padam.

Manusia terlena, serakah tanpa henti,
Merusak alam dengan tangan rakus,
Menghabisi pohon, menodai sungai,
Seolah bumi hanyalah milik mereka seorang.

Tonggeret dan semut tahu,
Mereka hanya bisa meminta, berdoa pada alam,
Agar manusia sadar akan jejaknya,
Dan menghentikan tangis panjang bumi.

Mari kita dengar simfoni kekeringan ini,
Jadikan ia panggilan untuk menanam lagi,
Agar hujan turun, membasuh jiwa yang haus,
Dan anak cucu kita kembali melihat hijau,
Di bumi yang pernah kita hampir hancurkan.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun