Mengapa harus menghujat,
merundung malam yang penuh impian?
Ketika mamon gila harta merajalela,
mengisi jiwa dengan hedonisme yang sia-sia,
gila konsumerisme dan materialisme,
merongrong ideologi yang sakral,
menarik Pancasila ke jurang yang dalam.
Bangkitlah, wahai bangsa,
hayati nilai yang agung,
Pancasila bukan sekadar lambang,
tapi jantung yang berdetak di dada kita,
ber-Ketuhanan Yang Maha Esa,
meniti jalan Kemanusiaan yang Adil dan Beradab.
Di atas sayap-sayap Garuda,
terpahat Persatuan Indonesia,
tak tercerai oleh godaan fana,
Kerakyatan yang dipimpin hikmat,
dalam musyawarah yang bijaksana,
bukan suara lantang mamon yang memekakkan telinga.
Mari kita genggam erat Keadilan Sosial,
bagi seluruh rakyat yang merdeka,
di bawah naungan sayap Garuda,
kita hayati kesaktian Pancasila,
bukan hanya dalam kata,
tapi dalam langkah dan tindakan nyata.
Pribadi bangsaku, bangkitlah,
hapuskan gila yang menyesatkan,
dan peluklah nilai-nilai abadi ini,
sebab di dalam Pancasila,
tercermin martabat bangsa yang sejati.