Tetesan air mata, jatuh membumi,
Menyatu dengan tanah, menjadi satu.
Namun jiwaku meraung, menuju langit,
Menggenggam harapan, dalam kesendirian.
Tangisan ini, bukan sekadar air mata,
Ia adalah suara hati, yang terluka.
Mencari jawaban, di antara bintang,
Tentang cinta, kehidupan, dan segala duka.
Langit biru, dengarlah ratapku,
Bulan purnama, saksikan duka ini.
Aku berharap, ada pelangi setelah hujan,
Menyembuhkan luka, dan kembali bahagia.