Dalam hening malam, angin berbisik lembut,
Seperti tembang Jawa yang meresap di hati,
Mengalun pelan, mengurai makna hidup,
Mengajarkan kebijaksanaan, dari leluhur yang abadi.
Satrio pinandito, hidup dengan tata krama,
Ngulandara, mencari arti sejati,
Di balik langit biru, ada makna yang dalam,
Spiritualitas Jawa, mengajak kita mengerti.
Kehidupan bagaikan wayang,
Dimainkan dalang, dengan penuh arti,
Setiap langkah, setiap nafas yang terhembus,
Adalah tarian jiwa, menuju harmoni abadi.
Sedulur papat, lima pancer,
Mengingatkan kita akan ikatan suci,
Antara manusia, alam, dan Sang Pencipta,
Hidup selaras, dalam cinta dan kasih yang murni.
Tembang macapat, mengalun dari hati,
Mengisahkan ajaran bijak para leluhur,
Tentang kesederhanaan, tentang keikhlasan,
Menjalani hidup, dengan tulus dan sabar.
Dalam setiap bait, ada pesan tersembunyi,
Mengajak kita merenung, menghayati,
Bahwa hidup bukan sekadar mencari,
Tapi juga memberi, dalam kasih tak bertepi.
Ojo dumeh, jangan sombong dan angkuh,
Ingatlah selalu pada kebajikan,
Hidup ini hanyalah sementara,
Yang kekal adalah cinta, dalam jiwa yang tenang.
