Bait 1:
Rumahku bagaikan penjara, dingin dan sunyi menyelimuti,
Kehangatan hilang tertelan malam, jiwa merindu kasih sejati.
Bayang-bayang kesepian menari di setiap sudut ruangan,
Menemani hati yang pilu, dibalut rasa sesak dan kekecewaan.
Bait 2:
Di balik tembok yang kokoh, terkurung rasa rindu yang membara,
Ingin keluar mencari kehangatan, merengkuh cinta yang tak kunjung tiba.
Namun, langkah tertahan oleh rasa takut dan ragu,
Terjebak dalam lingkaran keraguan, tak berani melangkah maju.
Bait 3:
Oh, di manakah kau, pemilik cinta yang aku nanti?
Bisakah kau rasakan dinginnya jiwa yang merindukanmu di sini?
Datanglah dan hangatkan ragaku dengan dekapan kasihmu,
Lelehkan es di hatiku, dan nyalakan kembali bara cinta yang kian redup.
Bait 4:
Bangkitlah, wahai bara cinta yang terpendam di dalam diri,
Jangan biarkan padam oleh dinginnya malam dan sunyinya hati.
Kobarkan semangat dan harapan, untuk mencari jalan keluar dari penjara ini,
Menuju kehangatan cinta yang menanti di luar sana.
Bait 5:
Percayalah, bahwa cinta sejati takkan pernah sirna,
Ia selalu ada, menanti untuk ditemukan oleh mereka yang beriman.
Teruslah mencarinya dengan teguh dan pantang menyerah,
Niscaya kau akan menemukannya, dan merasakan kebahagiaan yang tak terkira.
Bait 6:
Rumahku takkan lagi menjadi penjara, jika cinta telah mekar di dalamnya,
Kehangatan akan bersinar, menerangi setiap sudut ruangan.
Dinginnya malam dan sunyinya hati akan sirna,
Digantikan oleh rasa bahagia dan kasih sayang yang tak terhingga.
Penutup:
Bangkitlah, wahai jiwa yang terbelenggu,
Carilah cinta sejati yang akan membebaskanmu dari penjara.
Kobarkan bara cinta di dalam hatimu,
Dan ciptakan kebahagiaan yang takkan pernah terlupakan.