Bait 1:
Di persimpangan jalan, langkahku terhenti,
Terpaku pilu pada kenyataan pahit, mimpi yang terhenti.
Kegagalan menyapa, bagai badai yang menerjang,
Menghancurkan harapan, menyisakan luka mendalam di dalam jiwa yang malang.
Bait 2:
Air mata berlinang, membasahi pipi yang pucat,
Rasa sesak di dada, bagai belati yang menusuk kuat.
Dunia terasa kelam, tanpa arah dan tujuan,
Masa depan yang indah, kini sirna bagai kabut di ufuk yang kelam.
Bait 3:
Namun, di tengah keterpurukan, secercah cahaya mulai terlihat,
Semangat pantang menyerah, dalam diriku mulai berkobar.
Kuangkat kepalaku, menatap langit yang luas,
Bintang-bintang berkelap-kelip, bagai bisikan penyemangat yang tak pernah puas.
Bait 4:
Kuhela napas dalam-dalam, membuang rasa sedih dan pilu,
Bangkit dari keterpurukan, dengan tekad yang baru.
Kegagalan bukan akhir, tapi sebuah pelajaran berharga,
Untuk melangkah lebih maju, dengan langkah yang lebih teguh dan sempurna.
Bait 5:
Aku raih kembali mimpiku, setinggi bintang di angkasa,
Dengan keyakinan dan semangat yang membara.
Setiap rintangan akan kuhadapi, setiap tantangan akan kuhadapi,
Sampai aku mencapai puncak cita-cita, dan meraih kesuksesan yang gemilang.
Bait 6:
Kegagalan hanyalah batu loncatan, untuk meraih mimpi yang lebih tinggi,
Kesuksesan bukanlah kebetulan, tapi hasil dari kerja keras dan pantang menyerah.
Teruslah melangkah, wahai insan pemimpi,
Raihlah bintang citamu, dengan penuh tekad dan semangat yang tak pernah mati.
Penutup:
Dari kegagalan, aku belajar untuk menjadi lebih kuat,
Dari keterpurukan, aku bangkit dengan penuh semangat.
Bintang-bintang di langit, menjadi panduan jalanku,
Menuju puncak cita-cita, dan meraih kesuksesan yang tak terhingga.