Bait 1:
Malam sunyi, menyelimuti jiwa yang pilu,
Tenggelam dalam bayanganku sendiri, diiringi rasa kelabu.
Pertanyaan demi pertanyaan menghantui pikiran,
Apakah aku telah tergantikan, dalam kasih dan perhatian?
Bait 2:
Telinga yang dulu setia mendengarkan, kini tertuju pada siapa?
Apakah ia lebih memberi rasa nyaman, dalam suka dan duka?
Bahu yang dulu selalu menjadi tempat bersandar, kini milik siapa?
Apakah ia lebih memberi rasa aman, dalam pelukan dan kasih sayang?
Bait 3:
Jujur, aku benci perasaan ini, tergantikan dan tersisihkan,
Di malam sunyi ini, hatiku diliputi rasa cemburu dan kekecewaan.
Ingin kutanyakan, apa yang salah dengan diriku?
Mengapa aku harus merasakan pahitnya tergantikan di hatimu?
Bait 4:
Namun, kucoba untuk tegar, menguatkan diri dalam kesunyian,
Mencari jawaban dalam hatiku sendiri, dengan penuh ketabahan.
Mungkin ini adalah waktunya untuk introspeksi diri,
Melihat kekurangan dan memperbaiki diri, agar lebih berarti.
Bait 5:
Malam sunyi ini, bukan untuk selamanya,
Fajar akan datang, membawa cahaya dan harapan baru.
Aku akan bangkit dari keterpurukan ini,
Mencari kebahagiaan dengan cara yang lebih baik dan berarti.
Bait 6:
Tergantikan atau tidak, aku akan terus mencintai,
Dengan cara yang tulus dan tanpa pamrih.
Semoga suatu saat nanti, kau akan kembali,
Menyadari bahwa akulah yang terbaik untukmu, di setiap malam dan hari.
Penutup:
Malam sunyi ini, mengajariku arti kekuatan dan ketegaran,
Untuk bangkit dari keterpurukan dan meraih kebahagiaan.
Aku akan terus menanti, dengan penuh harap dan doa,
Agar cinta kita kembali bersinar, di bawah sinar mentari yang cerah dan indah.