Di ufuk barat, sang surya mulai terbenam,
Menyisakan rona jingga yang meredup, pertanda senja telah menjelma.
Langit bagaikan kanvas yang dilukis dengan goresan pilu,
Mencerminkan luka dan derita yang menyelimuti dunia.
Penderitaan bagaikan kawan setia, selalu datang tanpa diundang.
Menerjang jiwa bagaikan badai, meninggalkan jejak luka yang tak terbilang.
Namun, di balik awan kelabu, secercah harapan selalu hadir.
Bahwa manusia, dengan kekuatan akal dan tekadnya, mampu melawan.
Bukanlah bencana alam yang menelan korban jiwa,
Tetapi kekejaman dan keserakahan manusia yang memicu lara.
Di tangan mereka, penderitaan dilahirkan,
Menyiksa jiwa-jiwa yang tak berdosa, merenggut hak dan keadilan.
Namun, janganlah kita terlena dalam kesedihan,
Mari bangkitkan semangat, kobarkan api perlawanan.
Bersatu padu melawan tirani dan kezaliman,
Menciptakan dunia yang lebih adil dan penuh kedamaian.
Senja bukan akhir dari segalanya,
Tetapi awal dari perjuangan baru yang mulia.
Bersama, kita ubah derita menjadi kekuatan,
Membangun masa depan yang lebih cerah dan gemilang.
Percayalah, di balik penderitaan, selalu ada hikmah tersembunyi.
Bahwa manusia, dengan kasih sayang dan kepedulian, mampu membawa perubahan.
Mari bersahabatlah dengan senja,
Belajar dari kekuatannya untuk melawan penderitaan dan meraih kebahagiaan.