Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud Pilihan

Mendobrak Kelaziman

4 September 2014   15:13 Diperbarui: 18 Juni 2015   01:38 89 8

Setiap kali pergi berbelanja kebutuhan sehari hari di supermarket yang berdiri sendiri atau yang menjadi satu dengan sebuah Mall, hal jamak yang sering terjadi adalah mendapati musholla atau tempat sholat selalu diletakkan disudut ruangan yang susah dijangkau. Bisa di lantai basement bersebelahan dengan lokasi parkir yang panas berpenerangan minim atau dekat kantin karyawan yang terletak terpisah dari Mall konsisten dengan kondisi mengenaskan. Sampai di lokasi tempat ibadah rasa prihatin semakin membulat dan mengutuh, tempat ibadah yang disediakan oleh Mall mewah itu terkesan seadanya digelarlah karpet warna merah atau hijau yang sudah menipis, sajadah kumal pada bagian atas serat benangnya menonjol akibat sering dipakai sujud oleh banyak kepala, plus menghembuskan aroma tak sedap. Ubin yang bersembunyi dibawah karpet hanya plesteran semen kasar yang menyimpan butiran pasir akibat remahan tembok yang jatuh karena permukaan dinding belum sempurna dihaluskan semen. Ceplakan kaki basah usai berwudhu sering langsung nyelonong masuk musholla karena keset yang disediakan tak berwajah layaknya pengering kaki, sudah berbaur dengan debu dan tanah terkoyak tak ubahnya kain serbet usang yang lebih pantas berada di tempat sampah. Satu lagi masalah ikutan nimbrung untuk sekedar mengusir keringat akibat suhu yang panas di dalam musholla cukuplah dipasang satu atau dua kipas angin tempel yang bisa menggeleng geleng agar semilir udara akibat putaran baling baling bisa menjangkau sudut ruangan. Kondisi kipaspun sudah jauh dari kategori higenis tempelan debu menjelaga di sekujur permukaan akibat jarang dibersihkan.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun