Kalau malam berujung terang
Mengapa mencerca pekat
Sedang matahari tak merasa lebih mulia
Rela berbagi masa dengan rembulan
Kalau tangis berada diantara dua tawa
Mengapa menyimpan ratap
Sedang duka tak betah berkuasa
Ada hak ruang sukacita
Kalau canda ria sekilas saja
Mengapa memelihara pongah
Sedang roda pedati tak enggan
Bergerak meninggi meluncur merendah
Kalau amarah memporanda nubari
Mengapa menyekam dendam
Sedang kekicauan tersebar serupa
Bahkan pada belukar
Kalau hari ini tak abadi
Mengapa menggantang angan
Sedang yang ditakdir pasti
Justru ketidakpastian itu sendiri
Kalau esok berganti esoknya lagi
Mengapa erat membangga jumawa
Sedang kelopak yang baru mekar
Ujung hayatnya tak lebih kecuali kering layu
12-okt'14