Sejak menikah istri memilih menjadi ibu rumah tangga, sebagai suami sekaligus kepala rumah tangga saya mendukung sepenuhnya. Hidup berumah tangga adalah tahap yang penuh tantangan, terutama pada awal pernikahan adalah masa penyesuaian dua kepribadian. Perasaan saling memahami dan saling mengerti, memiliki peranan yang sangat penting bagi istri dan suami. Mempertahankan agar kompor di dapur tetap ngebul, adalah seni hidup yang tak akan pernah ada usainya. Peran ibu rumah tangga sangatlah menentukan, terutama dalam mengelola pendapatan agar mencukupi sampai akhir bulan. Setahun setelah usia pernikahan, buah hati kami lahir rumah tanggapun menjadi lebih berwarna. Kehadiran si kecil membuat perasaan bahagia semakin mewarna, tentu beriring dengan bertambahnya tanggung jawab. Hari ke hari kami saling bahu membahu, ketika senja tiba istri mengurus rumah saya memegang anak. Setelah buah hati kami berusia satu tahun mulai bisa berjalan dan berlarian, prosesi gendong menggendong mulai lumayan berkurang. Biasanya kami mengawasi dari tempat tak terlalu jauh, sembari mengerjakan apa saja tentu juga memastikan si kecil aman.
Kami berdua yakin setiap manusia yang hadir di muka bumi, sudah dijatah rejeki oleh Sang Pencipta. Namun rejeki tak bisa datang sendiri di depan mata, manusia diwajibkan berikhtiar menjemputnya. Bertambahnya anggota keluarga berarti bertambah kebutuhan, istri berinisiatif merintis usaha kecil kecilan di rumah.
"Si kecil sudah bisa main sendiri Yah, gak ada salahnya Bunda jualan dirumah" ujar istri suatu ketika, saya mengangguk setuju dan siap membantu apa saja.
Rumah kontrak mungilpun kami sulap, satu ruangan dipenuhi box plastik . Kini fungsi ruang tengah semakin komplit, sebagai ruang tamu, ruang makan, sekaligus tempat jualan. Kalau hari mulai gelap, fungsi ruangan bertambah satu lagi yaitu sebagai tempat parkir motor. Spanduk dengan tulisan mencolok terpasang sudah, tepatnya di ujung pinggir teras supermungil kontakkan. Spanduk lainnya kami letakkan di pinggir jalan masuk komplek, alasannya tempat ini lumayan strategis dan ramai lalu lalang kendaraan serta orang lewat. Dagangan istri berupa kerudung, bergo, dan mukena ditata rapi dalam beberapa box, ada juga yang dipasang sebagai contoh menggunakan manekin (patung kepala orang). Prosesi belanja ke Tanah Abang dijalankan ketika hari Sabtu, bersamaan hari libur ngantor saya dan anak di rumah sementara istri belanja barang dagangan.
Pembeli yang datang bermacam macam, ada tetangga tempat kami tinggal, orang sedang melintas di depan rumah, sesekali kenalan atau teman yang tahu lewat broadcast SMS. Waktu itu masih belum ada BBM dan kami belum kenal dengan media social seperti FB atau twitter. Masalah mulai muncul ketika pembeli adalah seorang kenalan lama, kemudian rumahnya di Jakarta Timur atau Jakarta Utara sementara kami di Tangerang Selatan.
Untung saja ada jasa pengiriman barang JNE, tak jauh dari tempat kami tinggal ada agent JNE. Dengan JNE kendala pengiriman teratasi, ongkos kirim tentu kami bebankan pada konsumen. Setelah ditotal jumlah uang yang harus dibayar, kami menunggu transfer melalui rekening bank. Setelah kami pastikan dana masuk sesuai jumlah, langkah selanjutnya adalah mengemas kerudung pesanan dan mengirim ke alamat pembeli.
Dengan mengayuh sepeda angin istri membawa kotak kerudung ke agen JNE, tak lupa anak diajak seta duduk kursi boncengan belakang. Mengingat kerudung termasuk barang tahan lama, agar ongkos kirim ekonomis kami gunakan pengiriman reguler. Selang dua atau tiga hari barang sampai ke alamat yang dituju, penerima mengabari lewat SMS bahwa kiriman sudah diterima dengan baik.
Semua jenis usaha ada plus minusnya termasuk kerudung, type usaha kerudung benar benar cepat perputarannya. Tak ubahnya dengan jual pakaian, model baru kerudung dengan cepat selalu datang. Kadang sebelum stock barang lama habis, trend kerudung sudah berganti baru. Alhasil istri kelabakkan menyiasati stock, beberapa barang lama terpaksa didiscount besar agar cepat laku. Tak jarang juga meski sudah didiscount, pembeli tak berminat mengingat modelnya dianggap kuno. Akhirnya barang lama menumpuk, sementara barang baru belum terbeli.
******
Memasuki tahun ke empat tinggal di rumah kontrakkan, alhamdulillah kami sekeluarga akhirnya pindah. Sebuah rumah mungil di perumahan tak jauh dari tempat tinggal lama, akhirnya menjadi tempat kami berteduh dari panas dan hujan. Strategi menghemat pendapatan dan menyisihkan sebagian besar komisi, adalah upaya yang konsisten kami berdua lakukan. Akhirnya hasilnya kami rasakan juga, setetes demi setetes keringat terasa begitu penuh makna.
Rumah kami berada di hampir ujung jalan buntu, posisi tersebut membuat jalanan depan rumah jarang dilewati pengendara atau orang. Hanya warga yang tinggal di sepanjang gang buntu, yang rutin melintasi jalanan depan rumah. Dagangan kerudung yang terpajang tak dihampiri orang, hanya mengandalkan broadcast SMS saja. Perputaran usaha kerudung semakin seret, kehendak untuk update model semakin terganjal modal. Belanja ke Tanah Abang juga semakin jarang bisa dilakukan, kemudian beberapa saat setelah pindah istri mengandung anak kedua.
Sampai kemudian anak kedua lahir dan mulai bisa disambi, akhirnya istri banting stir ke usaha lainnya. Makanan beku menjadi pilihan, pertimbangannya makanan dibutuhkan siapa saja setiap hari. Meski untung tak terlalu banyak, tapi perputaranya lebih cepat dan tak kenal model.
Lagi lagi metode kirim mengirim dengan JNE kami dilakukan, mengingat barang dagangan tak bisa berlama lama dijalan maka kami putar otak. Barang beku akan tahan sampai 24 jam, dengan syarat dibungkus rapat dalam polyfoam. Maka kepada pembeli yang lokasinya jauh dan minta dikirim, paket sehari sampai menjadi pilihan tepat. Paket YES atau Yakin Esok Sampai, membuat kiriman sosis sampai ditangan pembeli dengan kondisi bagus.
Setiap barang pesanan pelanggan yang kami kirim via JNE sampai tepat waktu, baik yang reguler saat mengirim kerudung dan mukena, atau Paket Yes untuk kiriman makanan beku. Seperti biasa pembeli langsung mengabari lewat SMS atau BBM, pernah saat sosis sudah digoreng gambarnya dikirim ke kami. Untuk pengiriman makanan memang tak bisa terlalu lama, maka semua pelanggan baik di dalam atau luar kota semua memakai Paket Yakin Esok Sampai atau Yes.
Dengan layanan yang memuaskan dari JNE, tentu sangat membantu demi keberlangsungan usaha kecil kecilan kami. Kepercayaan pelanggan sangatlah kami jaga, agar mereka tak berpindah ke penjual produk serupa yang lain. Meskipun butuh waktu untuk membesarkan usaha, namun melalui ketepatan waktu pengiriman menjadi modal yang bagus. Keuntungan dari pejualan sosis memang belum terlalu besar, tapi lumayan juga beberapa kebutuhan dapur terbackup dari laba jualan. Kalau untuk membeli minyak, beras atau gas, atau kebutuhan dapur lainnya tak perlu lagi mengambil duit dari dompet.
Keprofesionalan JNE dalam ketepatan waktu, mengiringi kerja keras kami wirausaha kecil kecilan untuk tumbuh atau minimal mampu bertahan. Selama "24 Tahun JNE Melayani" saya yakin sudah mengantarkan banyak wirausaha pemula seperti kami. Tak lupa kami mengucapkan Selamat Ulang Tahun ke 24 JNE, semoga seiring tumbuh kembangmu terus dan selalu mengawal kami wirausaha kecil untuk maju. aminnnn