Ibukota Jakarta selalu identik dengan panas, macet, polusi, bising, banjir, dan aneka keruwetan. Segala bentuk profesi dan kalangan strata sosial tersaji lengkap di sini, mulai dari Selebritis, Politisi, Kaum Sosialita, kelas Jetset, tak ada yang tidak disini. Pada saat yang bersamaan hadir Pengemis, Gelandangan, Kaum yang termarginalkan, Anak Jalanan mewarnai pelataran ibu kota. Kaum Cerdik Pandai, Ilmuwan, Ustad Ternama, Intelektual, Filantropy, Pembela Hak Kaum Papa ada juga. Jangan salah juga ditempat tertentu (biasanya mewah) berkantor Koruptor Kelas Kakap, Penjambret uang rakyat, Penculik Anak, Pencuri amatir yang digebuki massa, pengutil di mini market, Pencopet kecil kecilan yang sasarannya penumpang bus dan kereta. Sajian lengkap ibu kota tak lebih sebagai sebuah gambaran, betapa majemuk dan beragamnya masyarakat jakarta. Aneka profesi baik yang jelas jelas jahat, yang terlihat baik (aslinya jahat) atau yang memang benar benar baik adalah dampak dari kompetisi kehidupan yang begitu kerasnya. Namun tak dipungkiri siapa saja setuju, pesona Megapolitan dapat disejajarkan dengan kota Internasional lain.