Beberapa riset dari hasil teknologi Geothermal sangat beresiko. Alih alih untuk mengembangkan pembangunan daerah. Justru dengan dibangunnya teknologi Geothermal ini akan melahirkan berbagai masalah bagi lingkungan sekitar. Rusaknya sumber mata air, erosi, dan rawanya getaran dalam lempengan bumi. Sehingga  tidak sebanding jika teknologi Geothermal ini diadakan hanya untuk sebuah kepentingan atau dengan alasan untuk pengembangan pembangunan daerah. Sebab jika hal ini sampai menjadi project yang pada akhirnya di release. Maka analisis resiko itu akan menjadi sebuah fakta yang tak Terelakkan.  Hal yang terjadi lainya adalah, berkurangnya fungsi hutan akibat dari panas bumi yang dihasilkan oleh teknologi ini. Sehingga hutan tidak lagi berfungsi dengan baik sebagaimana mestinya. Sementara sumber mata air warga setempat dan sekitarnya semakin tercemar.
Kita ambil contoh saja, air sumur dulu sangat jernih, bening bahkan bisa dimanfaatkan dan langsung diminum. Tetapi setelah banyaknya pabrik pabrik berdiri sumber mata air itu sebagian besar terkontaminasi. Akhirnya air sumur tidak lagi layak konsumsi di beberapa wilayah. Sehingga ini harus menjadi perhatian serius bagi pemerintah daerah setempat.
Sebagai contoh Sampel penelitian warga
di Kecamatan Depok yakni berjumlah 46 orang yang telah mengisi kuisioner. Indikator dalam
penelitian ini ada tiga yakni: indikator dampak, indikator kualitas air, dan indikator sikap. Data
penelitian ini di analisis menggunakan metode deskriptif berupa persentase yang menunjukkan
persentase dari setiap indikator tersebut. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 23%
pencemaran air yang disebabkan oleh limbah industri batu alam dapat menimbulkan gangguan
kesehatan apabila dikonsumsi, 37% perubahan warna air sungai menjadi keruh akibat
tercemari oleh limbah industri batu alam, dan 58% masyarakat turut menjaga kebersihan.
Proyek panas bumi memicu kerentanan bencana alam seperti longsor. Dalam proses ini, air dipompa dengan tekanan tinggi untuk memecahkan reservoir batu panas di bawah tanah yang mirip dengan teknologi yang digunakan dalam rekahan hidrolik gas alam. Hal ini memicu pergeseran lempengan pada perut bumi di wilayah sekitarnya. Dengan kata lain, proses injeksi geothermal sangat rakus air sehingga memungkinkan perampas sumber mata iar warga sekitar.
Lantas apakah ada upaya upaya untuk mengurangi potensi kerusakan dan resiko? Sudah pasti ada upaya tersebut, tetapi apakah upaya tersebut maksimal? Saya rasa tidak. Lantas kenapa hal ini seolah dipaksakan oleh pemerintah kita? Tidak lain dan bukan adalah untuk pemenuhan kebutuhan listrik industri jadi kebermanfaatan yang di janjikan untuk sampai pada masyarakat itu hanya akan seperti buih dilautan, terhempas lalu hilang begitu saja. Maka seharusnya sebagai masyarakat atau warga yang wilayahnya sudah dan akan dibangun teknologi Geothermal ini sebisa dan semampunya melakukan penolakan. Ini bukan tentang hari ini tetapi untuk anak cucu dan generasi mendatang yang juga memerlukan keberlangsungan hidup.
Intinya adalah, project Geothermal ini bertujuan untuk menyokong kepentingan bisnis i berbagai lini dan sektor industri.
Biliksunyi