Setelah hampir genap satu tahun, secara pribadi saya belum pernah mengajarkan mata pelajaran yang saya ampu dengan kurikulum baru. Pengetahuan dan pengalaman saya dengan kurikulum baru hanya terbatas dari media online yang saya baca, bahan-bahan yang dipinjamkan dari teman yang mengikuti diklat, atau pembicaraan di forum MGMP.
Berdasarkan sumber-sumber yang saya peroleh, tampaknya tak ada hal baru dari segi pokok materi (bahan ajar). Yang baru justru pada pendekatan, metode, dan strategi pembelajarannya. Dari beberapa teman yang telah mengikuti diklat kurikulum, pendekatan baru itu disebut sebagai pendekatan saintifik atau pendekatan ilmiah, yaitu: (1) melakukan pengamatan atau observasi terhadap gejala, (2) menanya, (3) mengeksperimenkan atau mengeksplorasi, (4) melakukan asosiasi, dan akhirnya (5) mengomunikasikan, yang dalam berbagai sosialisasi kurikulum baru ini disebut 5-M, atau inquiry/discovery base learning dan project base learning sehingga memenuhi 14 prinsip pembelajaran sebagaimana yang tercantum dalam standar proses, yaitu
- dari peserta didik diberitahu menuju peserta didik mencari-tahu,
- dari guru sebagai satu-satunya sumber belajar menjadi belajar berbasis aneka sumber belajar,
- dari pendekatan tekstual menuju proses sebagai penguatan penggunaan pendekatan ilmiah,
- dari pembelajaran berbasis konten menuju pembelajaran berbasis kompetensi,
- dari pembelajaran parsial menuju pembelajaran terpadu,
- dari pembelajaran yang menekankan jawaban tunggal menuju pembelajaran dengan jawaban yang kebenarannya multi dimensi,
- dari pembelajaran verbalisme menuju keterampilan aplikatif,
- meningkatan keseimbangan antara keterampilan fisikal (hardskills) dan keterampilan mental (softskills),
- pembelajaran yang mengutamakan pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik sebagai pembelajar sepanjang hayat,
- pembelajaran yang menerapkan nilai-nilai dengan memberi keteladanan (ing ngarso sung tulodo), membangun kemauan (ing madyo mangun karso), dan mengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses pembelajaran (tut wuri handayani);
- pembelajaran yang berlangsung di rumah, di sekolah, dan di masyarakat;
- pembelajaran yang menerapkan prinsip bahwa siapa saja adalah guru, siapa saja adalah siswa, dan di mana saja adalah kelas,
- pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran; dan
- pengakuan atas perbedaan individual dan latar belakang budaya peserta didik.