"Kenapa aku harus terlahir seperti ini? Tidak bisa berbicara seperti orang lain? Kenapa? Apakah tuhan membenciku? Apakah tuhan senang dengan keadaanku saat ini? Keadaan dimana aku hidup tersiksa secara bathin." Tinta pena telah menyambar kertas kosongku malam ini. Sebuah curhatan kecil kusisipkan dengan bahasa yang cukup sarkatis sebagai bentuk protesku kepada tuhan. Dari beranda rumah ini pandanganku langsung seketika kuarahkan pada langit luas sembari merintih dalam hati.
KEMBALI KE ARTIKEL