Oh, ayah mengertilah. Rindu ini tak terbelenggu. Laraku setiap teringat peluknya.
Kamarnya kini teratur rapi. Ribut suaranya tak ada lagi.
Tak usah kau cari dia tiap pagi.
Dan jika suatu saat buah hatiku, buah hatimu.
Untuk sementara waktu pergi.
Usahlah kau pertanyakan ke mana kakinya kan melangkah.
Kita berdua tahu, dia pasti. Pulang ke rumah.
Kamarnya kini teratur rapi. Ribut suaranya tak ada lagi.
Tak usah kau cari dia tiap pagi.
Dan jika suatu saat buah hatiku, buah hatimu.
Untuk sementara waktu pergi.
Usahlah kau pertanyakan ke mana kakinya kan melangkah.
Kita berdua tahu, dia pasti. Pulang ke rumah" (Banda Neira)