Kabar kurang sedap datang dari PSSI, dimana berdasarkan hasil rapat Exco PSSI yang berlangsung hari ini, Sabtu 02 Mei 2015, PSSI resmi menghentikan seluruh kompetisi sepakbola Liga Indonesia baik ISL, Divisi Utama, dan Liga Nusantara musim ini. Keputusan ini diambil setelah PSSI menilai sepakbola Indonesia saat ini berada dalam keadaan Force Majeur dimana PSSI merasa kondisi persepakbolaan Indonesia saat ini sudah berada diluar kehendak PSSI.
Hal ini tidak lepas dari adanya konflik yang terjadi antara PSSI dan kemenpora, dimana adanya sanksi pembekuan serta tidak diakuinya penyelenggaraan kompetisi Liga Indonesia dibawah supervisi PSSI oleh pihak Kemenpora menjadi alasan utama mengapa PSSI akhirnya membuat keputusan untuk menghentikan seluruh jalannya Kompetisi Liga Indonesia, baik ISL, Divisi Utama maupun LIga Nusantara musim ini.
Lebih lanjut pihak PSSI juga menjelaskan bahwa Kompetisi baru akan digagas kembali dengan format baru dimana kompetisi ini nantinya baru bisa dilaksanakan jika Kemenpora mencabut SK pembekuan organisasi PSSI. Artinya kompetisi yang sudah berjalan tiga pekan ini dianggap tidak ada, dan jika mungkin akan dilanjutkan, format Kompetisi ini nantinya adalah kompetisi baru untuk musim berikutnya 2015-2016. Belum ada tanggapan resmi dari para kontestan kompetisi terkait keputusan PSSI yang menghentikan kompetisi ISL musim ini.
Kemenpora sendiri sebelumnya telah mengeluarkan press realese kepada media yang isinya adalah memerintahkan dan mengeluarkan izin kepada PT.Liga Indonesia untuk segera melanjutkan jalannya kompetisi dibawah supervisi Kemenpora bukan PSSI, paling lambat hingga tanggal 09 Mei 2015. Kemenepora pun sudah mengeluarkan ultimatum kepada PT.Liga Indonesia jika sampai batas waktu yang ditentukan PT.Liga Indonesia tidak menggubris perintah Kemenpora tersebut, maka Kemenpora akan mengambil sikap tegas dengan mengganti operator lain untuk menjalankan Kompetisi.
Belum ada penjelasan resmi dari para kontestan kompetisi terkait putusan PSSI tersebut, yang pasti klub akan mengalami kerugian yang cukup besar akibat dihentikannya kompetisi Liga Indonesia musim ini, khususnya bagi tim-tim peserta kompetisi ISL yang telah terlanjur mengontrak pemain serta telah terlanjur terikat kontrak dengan pihak sponsor.
Keputusan PSSI ini sangat mengejutkan bagi seluruh insan sepakbola Indonesia terutama para pelaku sepakbola yang ada didalamnya. Inilah sebenarnya yang ditakutkan dari adanya konflik yang terjadi antara dua kubu ini, justru pihak lain lah yang terkena imbas dari konflik ini. Sudah saatnya bagi Kemenpora dan juga PSSI untuk mulai berfikir melakukan komunikasi, mediasi serta dialog untuk mencari langkah lain menyelamatkan sepakbola Indonesia tanpa harus berkonflik seperti yang terjadi saat ini.
Kita tidak bisa terus menerus melihat sepakbola Indonesia berada dalam kondisi penuh ketidakpastian dan terbelenggu dengan konflik yang terjadi seperti saat ini. Dampak yang lebih besar pasti akan terjadi jika konflik ini tidak segera ditemukan solusi penyelesaiannya.
Tujuan, harapan dan cita-cita PSSI dan Kemenpora sebenarnya adalah sama, sama-sama ingin memajukan dan menyelamatkan sepakbola Indonesia dari keterpurukan agar kedepannya sepakbola Indonesia mampu berprestasi dan mampu berbicara banyak dipentas sepakbola dunia. Tujuan itu bisa terealisasi atau terlaksana jika keduanya bisa saling bekerjasama, saling bersinergi, dan saling mendukung untuk menyelamatkan dan memajukan sepakbola Indonesia yang saat ini sudah tertinggal jauh perkembangannya dari Negara lain bahkan untuk dikawasan Asia tenggara.
Memang sudah waktunya bagi para stakeholder, baik itu Presiden, Wakil Presiden, DPR atau lembaga lain yang memiliki kewenangan di Negeri ini untuk bisa turun langsung mendamaikan serta memediasi dua kubu yang beseterusaat ini untuk bisa segera berdamai, agar kita semua bisa fokus menata kembali sepakbola Indonesia yang saat ini sedang terpuruk untuk menjadi lebih baik, lebih berprestasi dan lebih berkualitas kedepannya, agar Negara ini bisa bersaing bahkan bukan tidak mungkin bisa menjadi salah satu yang terbaik setidaknya untuk dikawasan Asia.
Salam,,,
Sumber: kompas.com