Mohon tunggu...
KOMENTAR
Olahraga Pilihan

Tim Kuda Hitam ISL Ini dalam Keadaan Darurat

31 Januari 2015   14:50 Diperbarui: 17 Juni 2015   12:03 294 11

Ketika sebagian tim ISL sedang jor-joran mengeluarkan dana hingga miliaran rupiah untukbisa berbicara banyak dikompetisi ISL musim 2015 nanti, tim ini justru sedang mempersipakan diri dengan kondisi yang serba apa adanya. Seperti yang terlihat kala mereka melakukan latihan dilapangan didaerah Lembang, Jawa Barat beberapa waktu yang lalu, karena tidak disediakannya makan siang untuk para pemain dan ofisial tim oleh manajemen, terpaksa para pemain menyantap jajanan pasar yang ada disekitar lapangan tempat mereka berlatih, salah satu menu makan siang mereka yang mereka beli dari pedagang keliling disekitar tempat latihan mereka adalah Bandros, yaitu kue tradisonal khas Jawa Barat. Makanan yang (maaf) kurang pas untuk disantap sebagai menu makanan pemain atau atlet professional, yang sebenarnya harus benar-benar dijaga asupan makanannya .

Miris melihat apa yang sedang menimpa tim Pelita Bandung Raya (PBR) saat ini, meskipun mereka adalah salah satu tim kuda hitam yang mampu tampil hingga babak semi-final kompetisi ISL musim lalu, namun krisis finansial yang sedang dihadapi oleh tim ini, mau tidak mau memaksa mereka untuk mempersiapkan tim dengan ala kadarnya. Belum lagi mengenai masalah kepastian bisa atau tidaknya mereka mengikuti kompetisi ISL musim mendatang. PBR adalah salah satu tim kontestan kompetisi ISL yang sedang diverifikasi ulang oleh tim verifikator PT.Liga Indonesia, karena masih memiliki permasalahan keuangan dimusim sebelumnya. Masalah lainnya adalah home base atau kandang tim PBR untuk musim depan, hal ini menjadi salah satu permasalahan tim PBR, karena stadion Siliwangi Bandung yang mereka tunjuk sebagai kandang mereka, ditolak oleh PSSI karena dianggap tidak layak.

Kondisi yang mereka hadapi saat ini berbanding terbalik dengan keadaan tim rival se-kotanya yang juga bermain dikompetisi ISL yaitu Persib Bandung, besarnya dukungan dari supporter dan juga para stakeholder di Jawa Barat ditambah lagi dengan banyaknya sponsor yang mau bekerjasama dengan mereka membuat tim ini menjadi tim yang kuat dan sehat secara finansial.

Kurangnya pendapatan/pemasukan mereka dari hasil penjualan tiket dimusim lalu, ditambah lagi dengan minimnya sponsor yang mau bekerja sama dengan mereka, yang mungkin menjadi salah satu faktor mengapa mereka saat ini mengalami krisis finansial, yang akibatnya justru membuat tim ini terancam tak dapat mengikuti kompetisi ISL dimusim mendatang. Untuk musim depan pengeluaran klub akan semakin besar karena format kompetisi yang berbeda dengan musim sebelumnya, dimana pada musim ini format kompetisi kembali ke format satu wilayah, yang artinya tim-tim ISL harus mempersiapkan dana cukup besar sebagai anggaran mereka ketika melawat ke kandang tim lawan nantinya.

Opsi yang sedang berhembus saat ini, bahwa manajemen PBR akan memindahkan home base PBR keluar Bandung, bahkan keluar dari Jawa Barat. Namun belum dapat dipastikan dimana tepatnya mereka akan berkandang nantinya, namun ada kabar bahwa mereka ingin pindah ke Bekasi, Jogjakarta atau Solo. Opsi ini bisa menjadi opsi yang paling realistis yang bisa diambil oleh tim PBR untuk setidaknya dapat mengurangi permasalahan yang mereka hadapi saat ini. Mereka dapat mencontoh tim Persisam Samarinda yang akhirnya berpindah kandang ke Bali sejak kehadiran tim Pusam Mania Borneo yang berkandang di Samarinda. Kepindahan mereka ke Bali justru mendapat sambutan hangat dari masyarakat Bali khususnya kelompok supporter sepakbola Bali yang sudah haus akan tontonan sepakbola.

Namun tidak semudah itu untuk PBR bisa berpindah home base, mereka harus membuat perhitungan yang matang sebelum mereka memutuskan untuk menunjuk satu daerah yang akan menjadi homebase mereka, salah satu yang harus diperhatikan adalah masalah antusias penonton ketika mereka bertanding, jika nantinya antusias penonton ternyata sama seperti ketika berkandang di Bandung, juga tidak akan menjadi solusi baik untuk mereka keluar dari masalah finansial.

Banyak sebenarnya daerah-daerah di Indonesia yang belum memiliki klub sepakbola professional didaerahnya, salah satunya adalah Provinsi Lampung. Sejak dicoretnya nama Lampung FC dari keikutsertaan mereka di Divisi Utama Liga Indonesia oleh PSSI, karena dianggap ilegal oleh PSSI (meski pada kenyataanya tidak seperti itu), praktis Provinsi Lampung tidak memiliki wakil dikompetisi professional sepakbola Indonesia, beberapa tim asal daerah lampung seperti PSBL dan Persilat saat ini hanya bermain di kompetisi liga Nusantara atau kompetisi amatir dibawah naungan BLAI (Badan Liga Amatir Indonesia). Padahal Provinsi ini sangatlah potensial karena memiliki basis supporter fanatik yang cukup besar seperti Balafans dan juga BSS, Lampung juga memiliki dua stadion cukup layak menggelar pertandingan yaitu Stadion Pahoman yang berkapasitas 15.000 penonton dan juga stadion Sumpah Pemuda yang berkapasitas 20.000 penonton. Masyarakat Lampung khususnya di kota Bandar Lampung juga selalu antusias ketika menyaksikan pertandingan sepakbola di stadion, dapat dilihat dari besarnya antusias penonton ketika Lampung FC bermain dikandang dahulu.

Apapun itu keputusan tertinggi ada ditangan manajemen tim Pelita Bandung Raya (PBR), solusi seperti apa nantinya yang harus mereka siapkan agar mereka dapat segera menyelesaikan permasalahan mereka saat ini, sebagai syarat lolos dari tahap verifikasi PT.Liga Indonesia untuk menjadi peserta kompetisi ISL musim 2015. Semoga manajemen PBR dapat segera menemukan solusi terbaik untuk dapat memecahkan persoalan yang sedang mereka hadapi saat ini, PBR adalah salah satu tim kuat di Indonesia, lolosnya mereka hingga sampai ke partai semi-final kompetisi ISL musim kemarin adalah bukti bahwa mereka masih layak untuk bersaing dengan tim lainnya di kompetisi ISL musim 2015 nanti.

Semoga,,,

Rujukan:

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun