Mohon tunggu...
KOMENTAR
Diary

Jatuh Hati di SMA

19 November 2024   19:43 Diperbarui: 19 November 2024   20:11 10 2
“Masyaallah…” ucapku saat pagi hari melihat sesosok bidadari penghuni sekolah ku, aku perhatikan dari ujung rambut hingga ujung kaki. Lalu berfikir, kira kira mau tidak ya dia dengan ku, waktu demi waktu aku selalu mencuri pandang ketika ada dia. Aku selalu mengajak temanku pergi ke kantin setiap jam istirahat, ketika sudah sampai, nyaman rasanya ketika dia juga berada di kantin.

Seiring jalannya waktu, aku mencari kesempatan untuk coba berkomunikasi dengan dia, aku mulai stalk sosial medianya dan ternyata teman nya adalah teman ku juga, aku pun merasa lega karena mendapatkan ide untuk mencoba berkomunikasi dengan bantuan teman ku. Entah kenapa, aku merasakan hal yang berbeda dengan perempuan ini.

Beberapa waktu kemudian, aku berhasil untuk berkomunikasi dengan dia secara tatap muka, hatiku memang tidak terasa dag dig dug namun, tenang sekali pada saat bertemu dengan dia secara langsung. Singkatnya, aku dan dia mengobrol cukup sering dan membahas berbagai topik, indahnya suara lembut dia dan pemikiran nya yang menurut ku cukup dewasa.

Kami tidak hanya berkomunikasi secara langsung, tetapi kami juga sudah berteman di sosial media, memanfaatkan hal tersebut kami ngobrol melalui media sosial yang kami gunakan. Asik rasanya berbicara dengannya karena dia bukan orang yang sombong tetapi terbuka, padahal banyak orang yang menganggap susah untuk bisa dekat atau ngobrol dengan dia.

Tapi aku tidak merasakan hal itu, karena menurutku topik yang kita bahas tidak hanya hal yang penting melainkan topik untuk seru seru an random dengannya, respon dia juga terlihat menarik dan asik tidak monoton.

Namun, aku tidak mau geer karena aku memang belum cukup mengetahui dia seperti apa, aku hanya baru berhasil berkomunikasi dengan dia dan bercanda setiap ketemu di sekolah. Tapi tidak apa apa, menurutku ini adalah hal yang menyenangkan, “menurut ku, mengagumi seseorang tidak harus dengan memilikinya” ucap ku didalam hati.

Menurut ku, berkomunikasi dan bercanda dengan orang yang aku kagumi sudah cukup menyenangkan dibanding harus memaksa bahwa aku harus memilikinya.  Hingga saat ini kita berdua hanya berkomunikasi seperti layaknya teman di sekolah maupun di chat sosial media.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun