PAWIWAHAN Ageng Keraton Ngayogyokarto akan tercatat sebagai kepingan sejarah yang menjadikan Yogyakarta sebagai titik perhatian dunia sekali lagi atas tradisi ratusan tahun. Sang putri bungsu Raja Mataram akan dinikahi oleh pemuda "kalangan biasa" dari Sumatera, pulau yang dulu dianggap bagian integral dari salah satu kerajaan terbesar di Nusantara. Tradisi paling intim dari kekeratonan yang dilaksanakan sejak era Sri Sultan Hamengkubuwono VII itu adalah panggilan jiwa bagi segenap rakyatnya. Saat isu disintegrasi NKRI mencuat ke permukaan, pernikahan putri Raja Mataram ini seperti guyuran hujan di atas padang bulan yang gersang. Sayangnya, hati Adam Yafrizal tetap kering, mengingat ia harus menghadiri perayaan rakyat itu demi pemuasan hasrat terliarnya akan bentara budaya, dan di saat bersamaan harus menemani sang mantan istri yang justru ingin menikmati dengan cara yang berbeda. Ada waktu lima hari.
KEMBALI KE ARTIKEL