Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud Artikel Utama

"Kami Sedang Membangun Kembali"

18 Mei 2011   01:27 Diperbarui: 26 Juni 2015   05:31 252 5
[caption id="attachment_110279" align="aligncenter" width="640" caption="Nampak warga mengamati beberapa rumah rusak di bantaran Kali Opak."][/caption] Hampir semua desa yang menjadi korban bencana lahar dingin Merapi hingga saat ini masih berbenah dan membangun kembali pemukiman warga. Hal itu pulalah yang saya dapati di beberapa dusun bantaran Kali Opak, Desa Ngerdi, Sindumartani, Ngemplak, Sleman saat mengantarkan bantuan Selasa (17 Mei 2011) siang. Memasuki kampung, suasana lalu lalang truk pengangkut pasir mulai didapati. Desa Ngerdi merupakan salah satu desa yang terkena dampak terjangan lahar dingin merapi paling parah dibandingkan beberapa lokasi lainnya. Ketinggian endapan pasir dan lumpur mencapai hampir 2 meter, terlihat dari pohon-pohon dan pagar-pagar rumah warga yang tertanam hingga hanya bagian atasnya saja yang nampak mencuat. Permukaan tanah menjadi semakin tinggi, lahan-lahan pertanian jagung dan padi gagal panen, dan bantara sungai berubah bentuk dan menggeser. Berdasarkan keterangan salah satu penjaga pos bantuan, Soleh (36), hingga saat ini proses pengerukan masih dilaksanakan. Fokus utama warga adalah menguatkan serta merapikan kembali daerah bantaran Kali Opak agar ancaman banjir-banjir berikutnya bisa diantisipasi. "Kami ini masih sedang membangun kembali. Lihat saja bego (alat-alat berat -red) di sepanjang sungai. Itu kami kerjakan setiap hari, sambil menunggu bantuan-bantuan lain datang." katanya sambil sesekali membalas sapaan melalui radio panggil di tangannya. Berdasarkan pemantauan, memang terjadi pergeseran aliran Kali Opak. Kelebarannya pun berubah dari yang awalnya berjarak +/- 30 meter, kini semakin lebar menjadi 50 meter lebih. Bisa ditebak, beberapa bagian pemukiman warga terbawa banjir dan rusak. Nampak beberapa bangunan rumah warga yang terletak di bantaran Kali Opak rusak parah. Atap-atapnya sudah hilang dan tinggal dinding-dinding jebol masih berdiri. Di dekatnya, setidaknya tiga alat berat dioperasikan untuk mengeruk badan kali dan memperkokoh tanggulnya. Menurut Pak Soleh, setiap hari warga bergotong royong membereskan sisa-sisa runtuhan rumah dan barang-barang yang terbawa arus lahar dingin. Dalam hal ini, warga biasanya dibantu oleh para relawan dari berbagai komunitas yang datang setiap minggunya. Seperti beberapa kampung korban bencana lainnya, Desa Ngerdi pun dimanfaatkan oleh warga setempat sebagai daerah tujuan wisata bencana bagi masyarakat umum. Beberapa pos penyambutan bantuan berdampingan dengan pos penerimaan tamu-tamu wisata dan jasa parkir yang disediakan tanpa permintaan biaya alias gratis. Pak Soleh menjelaskan, warga sepakat tidak meminta biaya apapun termasuk parkir kepada para pengunjung agar bantuan terpusat di satu posko saja, baik berupa barang logistik maupun uang. "Kami senang dikunjungi masyarakat. Semakin banyak warga yang datang ke desa ini, semakin semangat kami membangun kembali pemukiman dan sungai." imbuhnya. Saat lebih lanjut ditanya mengenai bantuan yang datang dari pemerintah, Pak Soleh menjawab, "Sudah. Tapi kami tidak terlalu berharap kepada pemerintah. Bantuan lebih banyak dari sesama masyarakat." Setelah diamati, memang beberapa bantuan alat berat dikerahkan oleh pemerintah Kabupaten Sleman bekerjasama dengan pemerintah provinsi, sedangkan barang-barang untuk suplai kebutuhan utama seperti tong-tong air bersih dan kebutuhan bangunan pemukiman serta alat-alat pertanian, disumbangkan oleh pihak-pihak swasta. Tong air disumbangkan oleh Palang Merah Indonesia bekerjasama dengan USAID, sedangkan alat-alat pertanian disumbangkan oleh masyarakat umum dan organisasi-organisasi kepemudaan dari berbagai daerah. Desa Ngerdi terletak di Kelurahan Sundumartani, Sleman. Untuk menuju ke sana kita bisa melalui dua jalur, yaitu Maguwoharjo berbelok ke timur di perempatan stadion lalu melalui Minomartani, atau melalui jalur utama Jogja Solo kilometer 15-20 lalu berbelok ke utara di kawasan Kalasan Prambanan.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun