Hmmm.... Aku tak akan menuliskan kata-kata untuk senyumanmu itu.
Kata-kata terlalu sedikit untuk merangkai keindahannya. Ada ketersembunyian hikmah dalam ucap bibirmu.
Menyusur setiap sisi logikaku, lalu kembali meliuk membenarkan maksudmu.
Ya. Ini tentang dirimu, yang mempermalukan aku di depan para malaikat. Tertunduk, lalu tersipu.
Biarkan saja kealamian parasmu bercumbu dengan kehangatan pelukmu. Membisikkan doa, atau sekedar bernyayi untuk kalbu. Memandang jauh ke ujung langit hanya untuk menyandarkan harapan tentang lika-liku. Bernyanyilah, untuk keheningan yang cerah.
Uh....
Yogyakarta, 17 April 2011 dini hari.