Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi

Suksesor

15 April 2011   15:03 Diperbarui: 26 Juni 2015   06:46 30 1
Sudahlah.

Ketertarikan ruang dan waktu jarang mewakili karakter pengganti orang-orang hebat.

Yang banyak diperbincangkan terkadang hanya memoles kemasan tingkah polah yang tak kasat.

Orang-orang menanyakan keberlanjutan nasib mereka,

atau siapa yang menggantikan mereka.

Suksesor.

Tanda tanya selalu ada di belakang tanda seru.

Cibir dan gunjing selalu mengikuti senyuman membiru.

Lalu ini semua tentang apa? Peralihan? Pemindah-kuasaan? Atau berhenti pada perubahan tahun buku?

Tak ada bedanya sekarang.

Tirai tak selalu tertutup, jalan pandang tak selalu tertungkup.

Jika penerusku ingin menjadi burung di luar sangkar, maka biarkan saja.

Kembalinya hajat atau berbuahnya pucuk perjuangan bukan karena aku berbeda dengan dia,

bukan karena airnya lebih jernih daripada airku,

atau apapun yang ditebar di atas lahan perbandingan.

Fokus tak akan teralihkan.

Beralih-alihlah atas semua kecerobohan,

lalu menggantunglah tinggi-tinggi pada sebuah tulisan yang menjadi rangkaian nama dan istilah itu.

SUKSES. (OR)

Yogyakarta, 15 April 2011.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun