[caption id="" align="alignleft" width="152" caption="Salah satu sampul majalah Sabili (sabili.co.id)"][/caption] Santernya pemberitaan media
online akhir-akhir ini yang mengait-ngaitkan Arifinto, anggota dewan yang akhirnya mengundurkan diri setelah kedapatan menakses konten porno, dengan Majalah
Sabili akhirnya membuat PT. Bina Media Sabili mengeluarkan klarifikasi resmi. Dalam pernyataannya, BMS menyatakan bahwa Arifinto bukan pendiri ataupun pembina Majalah
Sabili dan berharap semua pihak yang telah memberitakan keterkaitan mereka sebelumnya untuk meralat pemberitaannya. Dalam klarifikasi yang dimuat di situs resminya pada Senin (11/4/2011), BMS menyayangkan tersebar luasnya pemberitaan yang menyebutkan Arifinto sebagai pendiri atau pembina majalah
Sabili. "Semua pemberitaan itu salah dan merupakan fitnah." demikian tertulis dalam situs tersebut. Mereka juga menyayangkan pengelola media dan para bloger karena yang tidak meminta klarifikasi dulu sebelum memuat berita. Mereka menjelaskan,
Sabili saat ini dikelola secara profesional dengan struktur sebagai berikut: Komisaris Utama: Thoriq Basalamah, Komisaris: Fachry Mohammad, Direktur Utama: Iman Loebis, Direktur: Lutfi A. Tamimi, Sekretaris Direksi: Nabila Jamal,
General Manager/Pemimpin Redaksi: Rivai Hutapea, Redaktur Pelaksana: Eman Mulyatman, Redaktur: Diyah Kusumawardhani, Dwi Hardianto, Distribusi: Jailani, Iklan/Promosi: Lukman, dan jajaran staf di redaksi, pusdok, produksi, pemasaran, iklan, dan umum. "Intinya, nama Arifinto (anggota DPR dari PKS yang sudah mengundurkan diri ini), tidak pernah tercatat sebagai pendiri, pembina, maupun pemimpin redaksi Majalah
Sabili." tulis situs yang ditandai langsung oleh Direktur Lutfi A. Tamimi. BMS berharap setelah klarifikasi ini semua media yang pernah memuat berita keterkaitan Arifinto dengan
Sabili untuk meralat pemberitaannya, terutama Majalah
Tempo Tempo adalah satu media arus utama yang dalam edisi 11-17 April 2011 pada Rubrik Nasional (hal 21) dengan judul “Video Porno di Sidang Paripurna” menulis: “Arifinto mengakui menonton video porno. Tapi
pendiri Majalah Sabili ini berdalih tak sengaja menyaksikan video …” Selain
Tempo, beberapa media
online lainnya seperti indonesia.faithfreedom.org, hukumpolitik.com, kaskus.us, beritaterkini.com, kasrut11.blogspot.com, dan media.kompasiana.com diminta memuat ralat tulisan tersebut.
Sabili yang terbit pertama kali pasca kerusuhan Tanjung Priok tahun 1984 itu diprakarsai oleh Zainal Muttaqien, Lutfi A. Tamimi, Iman Loebis, Rahmat Ismail, Thoriq Basalamah, Fachry Mohammad, Jufri Jama’an, Abdul Muthalib, Aryanto Madyanto, dan Kiemas Taufik. Peredarannya sempat dibatasi pada masa orde baru sebelum akhirnya menjadi media nasional pada 1998. Dalam pernyataannya,
Sabili dianggap salah satu media terdepan dalam memerangi berbagai bentuk aksi pornografi di negeri ini. Klarifikasi lengkapnya
di sini.
KEMBALI KE ARTIKEL