Sebagaimana diketahui, sedikitnya 29 orang tewas pada erupsi Kamis tengah malam. Kebanyakan anggota keluarga korban tewas mengaku kewalahan menyelamatkan diri karena gemuruh datang tiba-tiba sedangkan sirene tidak terdengar. Akibatnya, korban terbanyak adalah di sekitar jarak aman <17 km dari puncak Merapi. "Gemuruh besar tengah malam tadi itu kami tidak tahu itu mau hujan atau Merapi, karena memang menjelang malam langit mendung." kata salah satu pengungsi di stadion Maguwoharjo.
Memang, PVMBG sudah merelokasi pengungsi ke jarak yang dikira aman. Namun, langit yang terus bergemuruh menimbulkan trauma intens bagi para korban dan warga sekitar. Hingga saat ini status warga masih tetap siaga 1, termasuk penanganan pengungsi dan persiapan tanggap darurat jika sewaktu-waktu Merapi kembali bergejolak.
Presiden SBY pun pada pernyataan resminya akhirnya memutuskan untuk berkantor di Yogyakarta dan Jateng agar bisa langsung mengawasi koordinasi penanggulangan dan respon cepat terhadap kemungkinan bencana ke depannya. Rantai koomando pun oleh SBY dikonsentrasikan pada Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).