Aku nggak tau apa rencana Tuhanku di hadapan nanti. Kuatkah aku menjalani kenyataan hidup yg tak berpihak padaku. Adakah sesuatu yg baik dibalik semua ini. Haruskah aku teruskan rumah tangga yg membuatku terluka. Bagaimana aku mampu mengobati sakit ini. Mungkin aku tak berhak memiliki rumah tangga yg utuh. Ataukah aku harus mengakhiri pelayaranku bersama suamiku. Ternyata luka yg dia toreh jauh lebih dalam di bekas luka dari suami pertamaku yg sudah kering, Hati ini tak kuasa menahan semua perih ini. Sa'at aku coba menceritakan kenyataan pahit ini ke keluargaku, Ibuku hanya bisa menangis bersamaku tanpa tau apa yg harus dia lakukan untuk menghiburku.
Semua sudah terlanjur, nasi sudah menjadi bubur, dan bagaimanapun tak inginnya aku menelan bubur itu aku harus mau, sepahit apapun. Ibuku bilang "...ikuti kata hati kecilmu....." tapi aku sendiri nggak tau apa kata hati kecilku, apa yg ku mau. Aku nggak bisa memilih jalan mana yg bisa kuikuti. Hanya sakit dan perih seperti tertusuk jarum banyak , tapi dimana, nggak ada yg berdarah. Aku menangis merasakan sakit yg luar biasa tanpa ada luka yg nampak di sekujur tubuhku. Aku merasa lemas, hanya duduk didepan kompasiana sambil pikiranku melayang layang tak tau arah.
Hanya Ibuku berpesan "....bertahanlah selagi kamu merasa sanggup untuk menjalani sakit ini, tapi kalau kamu merasa tak kuat lagi mempertahankan rumah tanggamu, InsyaAllah ada yg lebih bisa membahagiakanmu...".
Bingung,sedih,sakit,perih,semua perasaan yg nggak karuan meracuni hati dan fikiranku saat ini. Kenyataan ini begitu pahit kutelan,melebihi pahitnya buah atau apa yg paling pahit.
Aku baca kisah2 kompasiana banyak ttg valentine,dari situ aku sadar sakit ini hadiah valentine yg sangaaaaatt menyakitkan sepanjang aku bernafas di muka bumi. Orang lain mungkin berbagi cokelat, berbagi kasih sayang, berbagi hadiah,atau apa, tapi aku harus membagi suamiku dg perempuan lain.
Mungkin sedikit sekali wanita di dunia yg mau dimadu, atau mungkin hanya karena terpaksa seperti aku. Aku malu kalau harus gagal lagi membina rumah tanggaku. Apa kata orang 2 kali gagal berumah tangga, ini baru setahun berumah tangga sudah hancur.
Ya Allah,beri aku kekuatan menjalani takdirMU. Semua ini dariMU,dan harus kukembalikan padaMU. Andai ini bagian dari rencanaMU, mungkin ada sesuatu yg indah di depan sakit ini. Aku pasrahkan semua keputusan haanya padaMU yaa Allah. aaammmmiiiinnnn.....
Ini yg kualami hari ini. Bukan cerita kosong, tapi curahan hati uyg sedang hancur berantakan.
anisha-semarang