Mohon tunggu...
KOMENTAR
Humaniora Pilihan

Al-Qur'an sebagai Produk Budaya Menurut Nasr Hamid

12 Januari 2017   09:47 Diperbarui: 12 Januari 2017   11:38 4499 3
Pemikiran tafsir kontemporer, pemikiran tafsir yang memberikan warna baru terhadap dunia penafsiran, penafsiran yang ‘berevolusi’ dari tafsir klasik-pertengahan menuju tafsir modern-kontemporer, berusaha memberikan tawaran-tawaran ide dengan adanya ‘shifting paradigm ‘ (pergeseran paradigma) yang menunjukkan adanya ciri khas yang menonjol dari pemikiran tafsir kontemporer. Pemikiran-pemikiran tafsir para tokoh pada masa kontemporer ini mempunyai kegelisahan masing-masing terhadap pemikiran tafsir klasik yang cenderung ‘atomistik’ dan ‘subjektif’ dalam melihat naş. Tafsir klasik lebih terlihat sebagai tafsir kepemilikan masing-masing golongan. Kegiatan penafsiran hanya dilakukan untuk kepentingan golongan yang digunakan untuk menjustifikasi pendapat mereka sehingga dapat dijadikan hujjah atas apa yang mereka lakukan. Oleh karena itu, para pemikir tafsir kontemporer muncul untuk berusaha mengangkat ide untuk bertitik tolak pada pemikiran yang jumud dan statis. Salah satunya adalah Nasr Hamid Abu Zayd.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun