Sebuah malam panjang antara sabtu dan Minggu. Ia bergulat panjang dengan hal yang semestinya dipikirkan Tuhan. Mulutnya komat-kamit mengucapkan Salam Maria. Bisik-bisik doanya berperang dengan ramainya lalu lintas di kepalanya malam ini. Ia begitu gelisah. Entalah terlalu banyak hal yang membuat malam jadi pelik seperti ini. Malam tambah kelam saja dan sunyi menusuk dalam. Hingga air matanya cumbui pipinya, tempat senyum paling tulus bertakhta.
KEMBALI KE ARTIKEL