Selepas mandi sore itu aku pergi ke warung nasi sebelah rumah. Menikmati sebatang
surya, rokok kebanggaan warga kotaku, dan segelas teh hangat sambil menunggu mak Ijah selesai menyiapkan formula nasi tumpang khas racikannya. Tidak seperti biasanya warung mak Ijah sepi pengunjung. Mungkin hanya aku warga komplek sekitar kampung rumahku yang sedang kelaparan sore-sore. Mungkin mereka sudah kenyang dan malas keluar sore. Atau mungkin juga aku yang jarang
namu ke warung nasi tumpang-pecel milik mak Ijah akhir-akhir ini. Barangkali hujan sedari sianglah penyebab sepinya pelanggan mak Ijah. Waktu semakin sore dan perutku makin
krucak-krucuk saja
mikirin pelanggan warung mak Ijah.
KEMBALI KE ARTIKEL