Anak sekolah dasar dipilih sebagai sasaran sosialisasi dengan tujuan untuk memberikan pemahaman mengenai bullying, dampak dan cara menyikapinya untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan di kemudian hari. Harapannya, anak dapat belajar tentang pentingnya berempati terhadap sesama.
Pemilihan metode "Mendongeng" didasarkan pada pertimbangan usia belajar dan dibuat dengan bahasa yang mudah sehingga materi bullying dapat di sampaikan secara halus dan efektif. Melalui cerita, siswa sekolah dasar dapat lebih mudah memahami konsep bullying dengan lebih menyenangkan dan emosional. Selain itu siswa juga akan belajar merasakan apa yang dirasakan oleh korban bullying sebagaimana yang di ceritakan dalam dongeng "Lala Si Lalat" sehingga dapat mengurangi perilaku agresif.
"Anak anak terlihat sangat antusias, dongeng yang di sampaikan juga interaktif sehingga mereka seperti ikut masuk ke dalam dongengnya" ungkap Inayatul Mutiara, salah satu pengisi acara dongeng.
Tia, sapaan akrabnya juga mengungkapkan bahwa dalam pelaksanaannya ada beberapa siswa yang secara terang terangan mengungkapkan bahwa dirinya pernah mengejek temannya dan menyadari bahwa itu perbuatan yang tidak benar.
Dalam pelaksanaanbya, tim KKN-MB 024 IAIN Kudus juga menyiapkan semacam jargon untuk mengingatkan siswa yang tidak sengaja melakukan tindakan tidak baik kepada temannya. Yaitu ketika bilang "Bullying??" anak anak akan serentak menjawab "jangan ya dek ya!".
"Hal ini juga langsung mereka terapkan ketika ada temannya yang mengatakan hal yang tidak baik, teman teman sekelasnya akan serentak mengingatkan "jangan ya dek ya!!". Kami berharap ini bisa menjadi satu langkah yang baik untuk membantu pembentukan karakter mereka" imbuh Tia.