Sinar matahari hangat menghantam wajah kami di teras rumah dengan sisa-sisa embun yang sengaja malam tinggalkan. Aku menatapnya masih dihantui rasa tidak percaya, dia menyematkan cincin cantik dengan kalimat sakral di jari manisku. Dia hanya tersenyum menatapku dengan tatapan yang tak kalah menghangatkan dari mata sipit yang semakin tak terlihat saat senyumnya mulai mengembang.
KEMBALI KE ARTIKEL