Mohon tunggu...
KOMENTAR
Ilmu Sosbud

August Comte - Teori Positivme

7 Januari 2024   21:39 Diperbarui: 7 Januari 2024   21:43 77 0
Auguste Comte lahir di Montpellier, Perancis, pada tanggal 19 Januari 1798. Comte pertama kali belajar di École Polytechnique di Paris, di mana ia dipengaruhi oleh  matematika dan ilmu  alam. Namun, ia kemudian  tertarik pada ilmu sosial dan filsafat. Pada tahun 1826, Comte bertemu  Saint-Simon, seorang filsuf yang mengenalkannya pada gagasan  organisasi sosial yang lebih efisien dan inklusif. Saint-Simon menjadi penasihat Comte dan membantunya  mengembangkan gagasannya tentang positivisme.

Comte kemudian menulis karya penting dalam sejarah pemikiran sosiologi, jurnal “The Positivis Magazine”, sebuah majalah yang menyediakan wadah bagi para penulis positivis dan pemikir. untuk berbagi pemikirannya.
Auguste Comte  meninggal  pada tanggal 5 September 1857 di Paris, Perancis.

Dalam sains, positivisme adalah suatu bentuk pemikiran yang menekankan pada aspek praktis dari pengetahuan, khususnya pengetahuan ilmiah. Secara umum, positivisme menggambarkan klaim faktual berdasarkan persepsi (perasaan). Dengan kata lain, positivisme adalah aliran pemikiran yang menegaskan bahwa ilmu pengetahuan alam (empiris) adalah satu-satunya sumber pengetahuan yang benar dan menolak nilai epistemik kajian filosofis atau metafisika. Menurut Anthony Flew dalam  Dictionary of Philosophy (1984),  dilihat dari asal usul perkembangannya, positivisme merupakan suatu pemahaman filosofis terhadap tradisi Galilea yang muncul dan berkembang pada abad ke 18. Comte sendiri  mencoba menggunakan model Galileo untuk menjelaskan kehidupan manusia di dunia. masyarakat. Menurut Comte, konsep dan metode ilmu pengetahuan alam dapat digunakan untuk menjelaskan kehidupan kolektif manusia. Lebih lanjut, kehidupan manusia juga dikatakan berlangsung menurut hukum sebab akibat, dalam segala kondisi dan faktor kemungkinan. Sebagaimana peristiwa-peristiwa di alam semesta yang mematuhi hukum  universal, Comte berpendapat bahwa kehidupan manusia selalu dapat dijelaskan sebagai proses mewujudkan hukum sebab akibat. Setiap peristiwa atau tindakan yang salah dalam kehidupan manusia  selalu dapat dijelaskan dengan sebab dan akibat yang logis, alami, dan ilmiah. Menurutnya, setiap tindakan tidak dapat dijelaskan sifatnya berdasarkan maksud dan tujuan moral-altruistik dan metafisiknya sendiri. Karena itu adalah sesuatu yang bisa dianggap tidak ilmiah.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun