Mohon tunggu...
KOMENTAR
Catatan

"Diary Untuk Tuhan"

2 Mei 2012   15:51 Diperbarui: 25 Juni 2015   05:49 203 0
Setiap kali kedukaan menyayat kalbu, selalu ku simpan di buku harian ku

Yang memang ku tulis khusus buat TUHAN,

Aku tuangkan seluruh penat jiwaku ke dalam diary itu.

Aku kumpulkan pertanyaan demi pertanyaan tentang-Nya...

Untuk memahami perilaku TUHAN,

Aku harus memeras segenap potensi hati dengan sedalam-dalamnya

Memeras kepekaan rasa dan logika pikirku dengan secermat-cermat dan setepat-tepatnya...

Wahai Engkau,

Yang jiwaku ada di genggaman-Mu,

Jangan pernah lagi Kau sulut diriku dengan api takdir-Mu...

Jangan pula Engkau panggang hidupku di tungku pembakaran ...

Siramilah hati dengan bening mata air-Mu..

Agar mengalir kesejukan cinta dan kenyamanan kasih sayang dalam hidupku..

Tanpa-Mu, TUHAN Sayang..

Betapa ngeri sekedar membayangkan...

Hari-hari yang terbentang di masa depan..

Kini yang tersisa dari keyakinanku adalah bahwa Tuhan tak pernah Diam...

Melalui kreatifitas perilaku-Nya ...

Dia tawarkan kepada manusia sebuah gerbong panjang yang berisi janji-janji...

Sementara didepan,

Jalanan begitu terjal, licin, berkelok-kelok, dan berbatu...

Bagi yang sanggup melewatinya, maka ia akan sampai ke pulau seberang yang keindahannya teramat memesona......

Tetapi...

Bagi mereka yang enggan menaiki gerbon tersebut..

Bahkan membuat gerbong sendiri...

Maka dirinya akan sirna ke dalam lembah-lembah kegelapan.

Atau tejungkal ke urang-jurang kenistaan....

Betapa sulit untuk meletakkan hati pada pilihan...

Sebab,

Pilihan itu terkait langsung dengan TUHAN...

Setiap akal yang normal ???

Tentu saja mengidamkan kebaikan dan kebenaran..

Namun...

TUHAN menyeru agar kita menetapkan pilihan hati pada kebaikan dan kebenaran yang telah digariskan-Nya..

Buka kebaikan dan kebenaran yang menuruti selera rendah nafsu pribadi yang tercela...

Memastikan sebuah pilihan hati...

Nyatanya...

Memang bukan perkara yang gampang..

Sebab..

Emosi rasa..

Kedirian Jiwa..

Kekuatan akal..

Kreatifitas pikiran..

dan, Kelembutan nurani..

Semuanya bergumam sendiri-sendiri...

Kedirianku yang dari luar tampak sepi..

Didalamnya terlampau ramai untuk pergulatan diri..

TUHAN..

Yang kepada-Nya kusandarkan hati dan kunanti jawaban...

Seolah membiarkanku begitu saja..

TUHAN sengaja menyisakan teka-teki hidup agar manusia tergerak untuk menafsirkannya...

Seakan begitulah cara TUHAN untuk mendewasakan manusia..

DIA lemparkan pertanyaan demi pertanyaan,,,

dan..

Manusialah yang harus menjawabnya...

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun