"Cinta yang baik tak pernah masuk lewat sela-sela jendela, Ia yang baik pasti datang baik-baik melalui pintu terhormat yang diketuk dengan permisi." Curhat jendela pada buku diarinya yang ia tak sadar selama ini bila ada seseorang yang sedang kepo terhadapnya.
Â
Sontak saja setelah diam-diam aku membaca diarinya aku sejenak terhenyak mentadaburi tulisannya.
"Ada benarnya juga.. Tapi, aku ini cuma lentera usang yang minderan. di mana hanya mau menyala bila kau nyalakan. Bila tidak ya cuma diam saja mematung merawat sepiku." Gumamku pada keriput dinding kamar yang sudah mulai bosan menatapku semakin menua.