Sedari kecil tiba dewasa tiada selesai
Haruskah keliru jadi pemandu fasih
Tak adil jua bila hanya berujar damai
Masih teruskan
Rayuan udara keruh gombali hirup
Bukannya napas rangkul sejuk pikiran
Malah isap asap kotor knalpot; degup
Tahu-tahu saja
Rintih dan serapah memuai dikepala
Buah dari sengaja atau tak kuasa
Hingga tradisi 'cuma maaf'Â dipiara
Mungkin belum jenuh
Setelinga semata masih menanti jera
Tak cukupkah dampak sedu meriuh
Dalam nyanyian nostalgia pendusta