Tersembunyi tetesan air mata yang tak terhenti.
Di balik raut wajah yang tegar,
Terpendam rasa sakit yang tak terperi.
Â
Menangis, sebuah bahasa universal,
Yang dipahami oleh setiap jiwa.
Tak peduli usia, ras, atau strata,
Air mata mengalir, menyapa hati yang lara.
Â
Bayi yang merengek, menangis karena lapar,
Anak kecil yang terjatuh, menangis karena luka.
Remaja yang patah hati, menangis karena cinta,
Orang tua yang kehilangan, menangis karena duka.
Â
Menangis, bukan tanda kelemahan,
Tapi bukti bahwa hati masih berdenyut.
Menangis, bukan tanda kegagalan,
Tapi bukti bahwa jiwa masih merasakan.
Â
Jangan pernah menghukum air mata,
Jangan pernah melarang hati untuk bersedih.
Biarkan air mata mengalir,
Membersihkan luka dan memulihkan hati yang letih.
Â
Menangis, adalah hak setiap makhluk hidup,
Tak terikat usia, tak terkekang oleh aturan.
Menangis, adalah tanda bahwa kita masih manusia,
Yang memiliki perasaan, yang mampu merasakan.
Â
Di balik tetesan air mata, tersimpan kekuatan,
Kekuatan untuk bangkit, untuk melangkah maju.
Menangis, bukan akhir dari segalanya,
Tapi awal dari sebuah perjalanan baru.
Â
Maka, janganlah takut untuk menangis,
Biarkan air mata mengalir,
Mencurahkan beban, melepaskan rasa sakit,
Dan membiarkan hati kembali menemukan ketenangan.
Â
Air mata, adalah anugerah,
Yang mengingatkan kita akan kemanusiaan kita.
Menangis, adalah hak kita,
Yang tak boleh dirampas oleh siapa pun.